Rabu, 15 Juni 2016

Cerita Ibu Menyusui (Part 1)

Setelah saya melahirkan baby G secara caesar pada pertengahan bulan Maret 2016, dimulailah lembaran baru kehidupan saya & misua sebagai orang tua. Pada malam pertama kami bersama baby G di salah 1 RSIA yang ternama di Bandung, kami tidak bisa tidur sama sekali. Hiks.. -_-  Baby G selalu menangis setiap 30 menit. Untungnya, misua langsung dengan sigap mengangkat baby G & memberikan ke saya untuk disusui. Jika baby G tidak mau menyusu, misua menggendongnya. Apabila setelah digendong baby G juga masih menangis, maka misua mengecek apakah baby G pup? Misua langsung memanggil suster jika baby G pup. Haha.. ^o^  Begitulah drama hari pertama sebagai orang tua. 

Kami baru bisa tidur jam 5 pagi ketika baby G dijemput oleh suster untuk dimandikan & dijemur. Sekitar jam 8 pagi, baby G sudah kembali ke kamar untuk disusui. Baby G lebih banyak tidur pada siang hari sehingga kami harus bergadang pada malam harinya. Haha.. ^o^ 

Rutinitas ini terus berlangsung sampai pada saat kami mau pulang dari RSIA tersebut. Oleh karena itu, berat badan baby G turun hampir 10%. Saya pun diwanti2 oleh suster agar lebih sering menyusui baby G di rumah. 

Sesampainya di rumah, saya mulai belajar menggunakan pompa elektrik. Hasil pompaan saya hanya membasahi pantat botol. Saya merasa sedih sekali. Akhirnya saya coba cari2 terapis yang bisa dipanggil ke rumah untuk melakukan breastcare. Rasanya sakit sekali ketika dibreastcare karena PD saya sudah ngebagel. Setelah dibreastcare, hasil pompaan saya meningkat. Saya disuruh rajin pompa setiap 2 jam sekali & massage PD ketika mandi.

Terapis tersebut adalah suster yang memang mengkhususkan diri merawat bayi baru lahir sampai umur 1 bulan. Kebetulan terapis tersebut sedang menunggu calon pelanggan nya melahirkan normal, jadi dia bisa melakukan breastcare ke saya. Setelah 5 hari saya dibreastcare, saya bisa menyimpan beberapa botol stok asi di chiller untuk baby G. 

Sebelum dibreastcare, setiap malam saya dibangunkan oleh pengasuhnya baby G. Sungguh tersiksa sekali rasanya. Ketika kita sedang enak2nya tidur, tiba2 dibangukan untuk menyusui. Setelah dibreastcare, saya tidak pernah lagi dibangunkan oleh pengasuhnya baby G. Haha.. ^o^

Saya menggunakan pompa Medela Swing Maxi. Bulan pertama saya mompa ASI, saya hanya menggunakan single pump. Karena single pump memakan banyak waktu, saya mulai belajar menggunakan double pump. Memang sih double pump lebih hemat waktu tetapi tarikannya tidak sekuat single pump

Seiring dengan berjalannya waktu, produksi ASI saya semakin meningkat sesuai dengan kebutuhan baby G. Tetapi saya sering melewatkan jadwal pompa karena saya pikir PD sudah dikosongkan oleh baby G pada saat disusuiAkibatnya, PD saya ngebagel sampai sayan harus datang ke klinik laktasi. Saya diajarkan cara memijat PD & diberi wejangan harus rutin pompa supaya PD tidak ngebagel. Sejak saat itu, saya pun rajin pompa PD setiap 2 jam sekali. Berapa pun hasil pompaan, saya mensyukurinya. 

Setelah 2 bulan menggunakan pompa Medela Swing Maxi, saya merasa tarikannya kurang sehingga saya pun mencari review pompa ASI yang lain. Akhirnya, saya menjatuhkan pilihan pada Spectra S2 Hospital Grade. Pada saat pertama kali saya mencoba Spectra S2, saya sangat terpukau dengan performanya. Dalam waktu kurang dari 15 menit, PD saya sudah kosong. Sedangkan ketika saya menggunakan Medela Swing Maxi, setelah saya pompa 1 jam pun, PD saya belum benar2 kosong. 

Ketika mempompa ASI menggunakan Spectra S2, saya tidak merasakan tarikan yang kuat tapi ketika saya lihat botol penampung ASI, wah.. kok sudah keluar ASI segini ya? Haha.. ^o^ 



Pompa Spectra S2 ini memiliki mulut botol tipe wide neck tetapi disediakan connector  untuk menyambungkannya ke slim neck. Ada 1 bagian penting yang harus diperhatikan pada saat mencuci parts Spectra S2 ini yaitu valve. Valve ini harus dicuci dengan penuh kelembutan & tidak bisa menggunakan sikat. Pengasuh baby G tidak sengaja menyikat ujung valve & mengakibatkan valve tersebut robek. Jika valve robek, hisapan akan berkurang atau tidak ada sama sekali. Untungnya, masih ada 1 valve cadangan di dalam dus Spectra S2. Ini menjadi pelajaran bagi saya. 

Spectra S2 ini memiliki layar yang menunjukkan sudah berapa lama kita memompa. Ada fitur auto switch off yaitu pompa akan mati sendiri jika digunakan lebih dari 30 menit. Selain itu, ada juga lampu yang bisa menerangi para busui memompa sehingga tidak mengganggu para ayah yang sedang tidur. Haha.. ^o^ 

Demikian cerita saya mengenai suka duka menyusui baby G. Semoga bermanfaat bagi para busui lainnya ya. ^o^ 







Tidak ada komentar:

Posting Komentar